Rabu, 02 November 2011

Tangkal Flu dengan Brokoli


Daripada mengonsumsi suplemen untuk menangkal flu, lebih baik Anda perbanyak konsumsi brokoli. Sejak dulu brokoli sudah menjadi makanan andalan. Bangsawan Romawi sering mengonsumsinya untuk daya tahan tubuh.  

Sayuran hijau ini sangat efektif untuk meningkatkan imunitas tubuh dan bisa mengurangi risiko kanker. Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Johns Hopkins University, menemukan bahwa senyawa yang terkandung dalam brokoli tidak hanya bisa mencegah timbulnya sel kanker tetapi juga menghambat perkembangan sel tumor hingga 60 persen. 

Kandungan vitamin C dan kalsium pada brokoli sangat tinggi. Seikat brokoli mengandung 118 ml kalsium. Selain itu kandungan beta karotennya yang tinggi, bisa berfungsi untuk membuang racun dalam tubuh. Ada banyak cara untuk mengolah brokoli menjadi makanan lezat, berikut lima caranya :

- Jadikan campuran saus pasta.
Cuci bersih brokoli, kukus hingga lunak dan buatlah pure. Kemudian, campur pure brokoli dengan bahan-bahan saus pasta. Antara lain bawang putih, bawang bombay, tomat, dan saus samabl. Olahan brokoli saus pasta cocok bagi Anda tidak terlalu suka brokoli.

- Rebus
Ada resep kuno romawi tentang bagaiman mengolah brokoli. Caranya adalah dengan merebus brokoli, tetapi jangan sampai terlalu lembek. Kemudian potong-potong dan campur dengan anggur merah, minyak zaitun, ketumbar, jintan dan irisan bawang merah.

Selasa, 01 November 2011

Membedakan Obat Pereda Sakit (Ada tiga jenis pereda sakit yang sering dikonsumsi: Aspirin, Paracetamol dan Ibuprofen.)


Banyak pilihan obat penghilang rasa sakit (painkiller) yang dijual di pasaran. Tiga jenis obat yang paling sering dikonsumsi yaitu Aspirin, Paracetamol dan Ibuprofen. Agar tidak salah pilih, ketahui manfaat masing-masing. 

Aspirin
Aspirin dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit dan demam. Obat tersebut merupakan golongan obat non streoid dan antiinflamasi (NSAID) yaitu obat yang memiliki khasiat pereda nyeri, penurun panas dan antiinflamasi (anti radang). Obat ini tidak boleh diberikan pada anak yang berusia kurang dari 16 tahun dan pengidap maag serta asma.

Paracetamol
Paracetamol juga berfungsi melawan rasa sakit dan demam serta sering direkomendasikan bagi penderita sakit punggung, keseleo atau nyeri arthritis. Penderita asma, maag, dan jantung sebaiknya memilih Parasetamol karena lebih aman. Tetapi jangan pernah melebihi dosis yang dianjurkan. Berhati-hatilah, jangan sampai mengonsumsi lebih dari satu obat yang mengandung Parasetamol.

Ibuprofen
Ibuprofen fungsinya seperti aspirin yaitu antiinflamasi dan dapat digunakan untuk mengobati nyeri, demam dan nyeri otot. Jangan pernah mengonsumsi Ibuprofen selama sepuluh hari berturut-turut. Jika hal itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter. Tidak disarankan bagi penderita asma dan maag.

Namun, sebelum mengonsumsi obat pereda rasa sakit, sebaiknya atasi dulu dengan cara alami. Rasa sakit kepala atau nyeri otot seringkali terjadi karena Anda berkonsentrasi dan berpikir terlalu lama di depan komputer. Cobalah untuk memejamkan mata selama 15 menit.

Berpikir dan bekerja keras bisa membuat rasa nyeri semakin parah, untuk itu cobalah pula untuk lebih rileks dengan menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Mengompres kepala dan leher dengan handuk hangat juga salah satu cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri otot dan sakit kepala. Dan, jangan lupa perbanyak minum air putih.

Otak Rusak Karena Penuaan dan Infeksi Kuman Sulit Dicegah




 Salah satu pemicu kerusakan otak yakni stroke banyak dikatikan dengan faktor-faktor yang bisa dicegah misalnya gaya hidup. Padahal otak juga bisa rusak karena sebab lain yang sulit dihindari, misalnya proses penuaan dan infeksi kuman.

Proses penuaan merupakan faktor di balik perkembangan berbagaipenyakit degeneratif pada otak misalnya pikun dan parkinson. Meski sebagian besar tidak mematikan, kerusakan otak akibat proses penuaan sangat mengurangi produktivitas karena membuat orang jadi pelupa dan susah menggerakkan tubuh.

"Bertambahnya usia harapan hidup di Indonesia menyebabkan masalah baru yakni proses penuaan otak dan jaringan saraf," ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih dalam acara peletakan batu pertama RS Pusat Otak Nasional (RS PON) di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (1/11/2011).

Selain penuaan, neuroinfeksi juga menjadi salah satu penyebabutama kerusakan otak dan sistem saraf pada masa kini. Menkes mencontohkan, kerusakan otak juga bisa dipicu oleh infeksi meningitis, meningoensefalitis, tuberculosis, bakteri serta jamur non spesifik.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) juga termasuk jenis infeksi yang bisa menyerang otak dan sistem saraf, karena salah satu gejala yang sering menyertai infeksi tersebut adalah kesemutan. Pada banyak kasus, sering kesemutan merupakan indikasi adanya gangguan pada sistem saraf.

Faktor lain yang kadang-kadang juga sulit untuk dihindari adalah trauma di kepala atau tulang belakang, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas. Kerusakan otan dan sistem saraf akibat faktor ini diperkisakan mencapai 7,5 persen dari total populasi penduduk.

Apapun penyebabnya, Menkes menekankan deteksi dini terhadap berbagai gejala kerusakan otak penting untuk dilakukan. Menurutnya, brain check up bisa dijadikan salah satu standar permeriksaan kesehatan di rumah sakit khususnya di RS PON yang kini tengah dibangun.



(up/ir) 

Redaksi: redaksi[at]detikhealth.com
Informasi pemasangan iklan
email : sales[at]detik.com